Thursday, December 12, 2019

7 perbedaan kata “schon” dalam bahasa Jerman



Menurut kamus bahasa, arti kata schon adalah sudah. ini berbeda dengan schön dengan ö umlaut, yang artinya cantik. Kata ini sering digunakan banyak orang dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Kalimat schon sendiri tidak terlalu sulit digunakan tapi juga membingunkan, seperti kata “doch”, dan mungkin jika diartikan perkata tidak akan masuk akal.
Schon mempunyai banyak sekali arti, dan kali ini saya akan membahas perbedaan kata schon, tapi saya hanya akan membahas 7 point yang paling penting dan sering digunakan

1. Schon 
Yang ini tidak terlalu sulit diterapkan dan kata ini biasanya sering digunakan bersamaan dengan perfeckt atau präteritum atau biasa yang disebut dengan masa lampau, contohnya :
  • Hast du schon gegessen?” apakah kamu sudah makan?

ja, habe ich schon gegessen” iya, saya sudah makan
  • ich wollte heute an der Bibliothek gehen, aber die Bibliothek war schon zu”  Saya hari ini ingin pergi ke perpustakaan, tapi perpustakaannya sudah tutup


2. Schon, aber
Arti kata schon disini masih sama seperti point yang pertama, tapi ada sedikit perbedaan yaitu kata “aber” yang artinya tapi, biasanya ini digunakan untuk menjelaskan alasan. Dalam bahasa Jerman sering disebut “Einschränkung” atau kendala, contohnya:
  • “gefällt dir Deutschland?” apakah kamu menyukai Jerman?

“ja schon, aber für immer bleiben weiß ich noch nicht.”  Ya, saya menyukainya, tapi untuk tinggal selamanya saya belum tahu


3. Schon mal
Kalimat ini agak sedikit berbeda dengan arti perkatanya. “mal” artinya adalah “kali”. biasanya ini digunakan untuk menjelaskan pengalaman atau bertanya, contohnya :
  • “hast du schon mal Deutschland besuchen ?” apakah kamu pernah mengunjungi Jerma

“ja, ich habe schon mal Deutschland besucht” ya, saya pernah mengunjungi Jerman
  • “ich habe das schon mal probiert” saya sudah pernah mencobanya

4. Schon wieder
kalimat ini digunakan untuk menyatakan sesuatu yang kembali terjadi. jika diartikan perkata, wieder sendiri artinya “lagi” dan ini tidak terlalu berbeda dengan arti sesungguhnya, contohnya :
  • “ich muss schon wieder auf Toilette gehen” saya harus pergi ke toilet lagi

“was? schon wieder?” apa? Lagi?
Atau contoh lain
  • “Ach, ich habe schon wieder etwas vergessen” aduh, saya melupakan sesuatu lagi



5. Schon gut / Schon ok
Schon disini artinya sama sekali bukan “sudah”, kalimat ini agak sulit untuk diartikan. Bisa dikatakan ini seperti “udah, jangan khawatir” kurang lebih seperti itu, contohnya :
  • “tut mir leid, ich kann heute nicht kommen” aku minta maaf, hari ini aku tidak bisa datang
“ach, schon gut, mach dir keine sorge” ah, gapapa, jangan khawatir


6. komm schon
Sebagian orang menggunakan kalimat ini untuk menyemangati atau mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Jika dalam bahasa inggris sering kita gunakan “come on” dan jika dalam bahasa Indonesia adalah “ayolah”, contohnya:
  • “wollen wir ins Kino gehen?” maukah kita pergi ke bioskop?

“nein, keinen Bock” tidak, tidak mau
“ach, komm schon ah, ayolah


7. Denke schon
Denke sendiri artinya adalah “saya pikir” sama seperti “I think so” dalam bahasa inggris. Ini biasanya digunakan saat mengambil keputusan tapi tidak 100% pasti atau saat ada keraguan. Contohnya :
  • “kommst du heute Abend zu mir nach Hause?” apakah kamu malam ini akan datang ke rumah saya?

“ich denke schon saya pikir begitu
Share:

Tuesday, December 3, 2019

Bagaimana Jerman mengubah hidupku?


Tak terasa, satu tahun sudah aku tinggal di Jerman.
Sebelum aku ke jerman bisa di bilang aku ada gadis lugu yang tidak mempunyai kepercaya dirian untuk tampil di depan umum. Jangankan untuk tampil didepan umum, berbiacara dengan teman-teman saja dulu aku ragu-ragu dan tak selalu banyak bicara.

Sekarang, jika aku sudah memulai untuk mengobrol pasti akan susah untuk di rem, meskipun terkadang aku sendiri kesal dengan diriku sendiri kenapa selalu banyak bicara, apalagi orang orang sekitarku yang sering mendengarkan bacotanku, huhuhu maapkan aku hahaha.

Aku adalah tipikal orang yang selalu ingin mencairkan suasana, jika aku sedang mengobrol dengan temanku pasti kita tak akan kehabisan topik pembicaraan karena selalu ada aja topik untuk dibahas, ya walaupun tidak penting-penting amat setidaknya keadaan tidak berubah menjadi canggung.

Okay lanjut...
Aku sekarang mau ngebahas tentang “bagaimana jerman mengubah hidupku?”
Sebenarnya aku menemukan pertanyaan ini di Quora, udah ada beberapa orang yang menjawab dan rata-rata jawabannya tidak jauh berbeda, dan jawaban mereka juga saya alami sendiri.

1.     disiplin waktu.
Yakin deh, kalo kalian udah di Jerman nggak akan merelakan waktu sedetikpun berlalu begitu saja. Tanpa kalian sadari kalian akan sangat menghargai waktu. orang Jerman terkenal dengan ketepatan waktunya, apalagi jika sudah berhubungan transportasi umum, telat datang setengah menit saja pasti sudah babay deh

2.    mandiri.
Saat pertama kali datang ke Jerman, usia ku saat itu masih 18 tahun. Seorang remaja yang baru beranjak dewasa dipaksa untuk bertahan hidup di negara yang secara geografis letaknya sangat jauh dari Indonesia, dengan kemampuan bahasa yan seadanya. Tanpa ada orang tua, tanpa ada teman yang membantu, teman-temanku semuanya pada jauh-jauh, dan ngga mungkin kalo aku harus bersandar terus ke mereka. Jika ada apa-apa semuanya ngurus sendiri, dan kalian tahu lah bagaimana peraturan di Jerman, ribet, selalu banyak dokumen yang diperlukan kalo mau ngurus apa-apa.

3.    To the point.
Kalo bisa ya bilang bisa, kalo tidak ya bilang tidak!
Orang jerman akan sangat menghargai apapun yang kita katakan, jika kita bilang tidak ya sudah berarti kamu tidak bisa melakukan itu, jika bisa ya berarti kamu bisa. Kita sebagai orang Indonesia pasti ngerasa tidak enakan kalo ngungkapin kebenaran atau menolak, tapi disini itu sangat penting! Harus belajar berkata tidak.

4.    Bertanggung jawab
Setiap plihan yang diambil pasti ada konsekuensinya, dan aku berusaha bertanggung jawab atas apapun keputusan yang saya ambil. Misalnya saja sekarang, sampe saat ini aku masih Aupair dan sekarang adalah bulan terakhirku, aku bangga pada diriku sendiri, akhirnya bisa mengakhiri apa-apa yang telah ku mulai, dan berusaha bertanggung jawab atas apa yang telah ku perbuat. Tapi perjuanganku belum selesai sampai disini, ini hanyalah ancang-ancang.

5.    Hidup lebih sehat
Seblak? Cilok? Cimol? Cilung? Cigor? Jajanan apalagi yang suka ada di pinngir jalan? Kalian ngga akan temuin itu semua disini, Kecuali bikin sendiri.
Yakin itu jajan sehat? Bodo amat yang penting enak, iya kan? Hahaha. Aku juga pecinta jajanan kok, dan semenjak disini aku hampir ngga pernah makan-makanan yang disebutkan tadi.
Di Jerman kalian pasti dituntut untuk bisa masak, karena disini tidak ada warteg yang bisa dibeli dengan harga 5 ribu rupiah, paham?
Dengan memasak sendiri kita bisa berhemat dan sekaligus hidup sehat, karena tahu bahan apa saja yang dimasukan kedalam makanan tersebut, rajin-rajin juga makan salat, meskipun rasanya kurang enak tapi itu sangat sehat.
Saat pertama kali nyobain salat rasanya ngga sesuai lidahku banget, rasanya asem karena pake essig, tapi lama-kelamaan aku jadi suka salat deh. Semenjak disini aku juga jadi rajin olahraga, setidaknya kalo jogging itu 1 minggu sekali, karena menurutku ngga perlu sering-sering jogging, karena disini sering jalan kaki jarak jauh, dan minimal 2x seminggu olahraga di rumah


6.    Menyukai ketenangan
Saya sekarang tinggal di desa kecil, aku suka tinggal disini karena damai banget, karena lokasinya di tempat tinggi jadi ngga ada mobil yang lalu lalang pergi, paling hanya beberapa mobil punya tetangga. Ngga ada suara berisik anak kecil yang bermain dijalanan ataupun suara berisik orang-orang yang sedang ghibah haha.
Aku suka kedamaian <3

7.    Peduli lingkungan
Terutama bahan-bahan yang berbau plastik, aku suka disini karena ngga terlalu sering menggunakan keresek, kalo belanja wajib bawa kantong sendiri, kalo lupa ya beli di tempatnya langsung dan itu bisa digunanakan terus-menerus.
Botol plastik juga disini bisa dijadikan uang, jika diindonesia biasanya dijual ke pengepul rongsok, kalo disini kita yang tukar sendiri ke mesin botol yang ada di supermarketnya. Salutnya lagi, kalo ada sampah plastik harus dicuci dulu sampahnya, misalnya bekas jogurth, nah wadah bekas jogurthnya itu harus bersih dari jogurthnya sebelum dimasukan ke tong sampah, itu tujuannya agak tidak bau dan juga memudahkan petugasnya nanti, dan yang paling penting aku jadi rajin memilah-milah sampah hehe.

8.    Sarapan dengan roti
Jika biasanya diindonesia roti hanya dijadikan camilan, beda lagi dengan disini. Roti adalah makanan pokok, jika sarapan pagi, sekarang aku sudah terbiasa makan dengan roti ataupun sereal.

9.    Peralatan makan
Jika mengambil peralatan makan aku sudah terbiasa membawa pisau dan garpu, bukan sendok dan garpu walaupun hanya makan nasi goreng. Jika kalian mau bilang “gaya-gayaan makannya pake garpu dan pisau, pake tangan aja kali kan orang indonesia” iya silahkan karena saya tidak peduli!

10. Kegiatan sehari-hari
Tentunya sekarang aku bisa menyusun kegiatan ku untuk sehari-harinya dengan rapi, dan lebih banyak menulis kegiatan harian

11.  Bergaul
Tentunya dalam bergaul aku jadi lebih mudah, tidak peduli orang mana, kebangsaan apa, agamanya apa. Karena sangat penting untuk memanusiakan manusia.

Share: