Thursday, November 21, 2019

Gastfamilie ke-2 saat Aupair di Jerman

Kali ini aku akan bercerita tentang pengalaman Aupairku di keluarga kedua. 

Keluarga yang kedua ini adalah kebangsaan Jerman-Turki, jadi ibunya kebangsaan turki dan ayahnya kebangsaan Jerman. Mereka itu punya 5 anak, tapi anak yang aku asuh cuman 2 anak saja, yang berumur 4 sama 2 tahun.  

Kerjaanku disana cukup banyak, pagi-pagi aku ngga harus bangunin atau antar anak asuh ke kindergarten, karena mamanya yang anter mereka. Pas selagi mereka anterin anaknya ke Kindergarten, aku turun ke bawah, karena kamarku ada di lantai paling atas. Dan aku biasanya sarapan dulu sebelum memulai bersih-bersih. Setelah itu jam 08.30 an aku langsung mulai bersih-bersih. Setiap hari Senin pagi biasanya aku ngelipet pakaian dulu, kebetulan di sana aku ngga disuruh nyetrika pakaian, kecuali kalo mereka suruh. Kalau aku disuruh nyetrika semua pakaian mungkin aku bisa ngabisin seharian doang buat nyetrika pakaian. 

Setelah itu biasanya aku bersiin debu di lemari rak buku, di figura foto yang ngegantung di dinding, terus aku harus lap lemari yang ada di dapur, sama lap kaca, setelah itu semua beres aku langsung nyedot debu dan ngepel. Paling telat biasanya jam 13.00 sudah beres, abis itu aku istirahat sebentar di kamar. 

Jam 14.00 siang aku siap-siap buat jemput anak dari Kindergarten, karena kalau aku yang jemput anak dari Kindergarten, biasanya langsung aku ajak ke tempat bermain. Kalo langsung pulang ke Rumah biasanya si anak suka rewel, karena orang tuanya kerja di rumah. Jadi suka banyak Drama begitu lah pokoknya. 

Aku biasanya main sama anak-anak sampe jam 17.00 di taman bermain, karena saat itu cuacanya sedang dingin, jadi ngga bisa lama-lama diluar. Setelah sampai di rumah biasanya aku lanjut main sama anak-anak selagi si ibunya nyiapin untuk makan malam.  
Saat yang aku sebelin yaitu saat popok si anak sudah penuh, sebenernya aku sudah ada niatan mau ganti popoknya nanti setelah dia selesai pup nya, eh ketauan lah sama mamanya, karena kecium baunya kan. Eh ujung-ujungnya aku lah yang di marahin dan dibilang ngga mandiri.  

Aku sering dikatain lelet sama Hostmom, Setiap malam sebelum tidur Hostmom suka tanya apa saja yang sudah kulakukan hari ini. Kalo di rumah itu ada CCTV ingin kutunjukan ke dia apa saja yang sudah kulakukan hari tadi. Dia bertanya seperti itu seolah-olah aku ngga ngerjain apa-di rumah ini, dan sangkaannya mungkin aku hanya diam diri di kamar dan nonton Film kesukaan, hmmmm Haalooooo. 

Aku sering ditanya “berapa jam kamu kerja hari ini?” seolah olah dia ngerasa rugi kalo aku ngga kerja 6 jam full, astaga!! Dan kalo siang pas dia lagi istirahat dari kerjanya dia kan selalu cek hasil kerjaku, dan suatu hari dia masuk ke kamar anak dan ngecek debu yang ada di atas lemari anaknya, dan saat itu memang belum aku bersihin karena di jadwalku ngeberesin kamar anak yaitu setiap hari kamis, karena hari kamis aku ngga ada kelas bahasa jadi aku bisa total ngebersihinnya. Eh si Hostmom malah marah-marah, padahal debunya juga ngga terlalu tebel banget, maksudnya ya aku juga punya jadwal untuk bersih-bersih kan. Karena ngga mungkin kan aku ngeberesin semua ruangan dalam satu waktu.  

Dia sering bilang “Diar, aku butuh kamu bukan cuman untuk jaga anak saja, aku juga butuh kamu buat bersih-bersih rumah” aduh kata-kata ini bener-bener membuatku jadi kesal, dalam hatiku bilang “maap aku bukan pembantu”. Dia juga sering bilang “kalo aku terus yang beresin, aku ngga perlu pembantu” was ist das zur Hölle? Apa yang pernah dia beresin? Dia ngga pernah beres-beres sama sekali. 
3 bulan pertama berjalan dengan lancar meskipun aku setiap hari selalu saja kena marah. Dan suatu ketika mereka sekeluarga berlibur ke Turki buat nemuin omanya di sana selama 1 minggu. Dan permasalahan seriusnya dimulai dari sini. Saat mereka berlibur aku ditinggal sendiri kan di rumah, dan saat itu aku lapar dan ingin makan sesuatu. Akhirnya aku pergi lah ke bawah ke gudang buat cari makanan, karena disana banyak makanan. Saat ku buka kulkas yang ada di gudang ternyata bau, dan ternyata itu si kulkasnya mati, aku kira sengaja mereka matiin karena mereka mau berlibur kan. Kan biasanya kita memang kaya begitu kan kalo mau berlibur, matiin semua aliran listrik yang ada di rumah. Nah karena kulkasnya mati, ya otomatis makanan yang ada dikulkas pada rusak kan akhirnya menimbulkan bau. Dan aku ngga ngeh saat itu. Jadi yaudah aku ngga jadi ngambil makanan dari sana, aku ambil makanan yang ada di dapur saja. 

Dan saat mereka sudah kembali dari liburannya, si Hostmom langsung ingin masak sesuatu, ya pasti lah dia pergi dulu ke gudang buat ambil sesuatu untuk di masak. Dan dia kaget mungkin pas ngebuka kulkas yang sudah bau. Akhirnya dia panggil aku buat turun ke bawah kan, aku saat itu posisinya lagi main sama anak-anak di atas. Dia tanya kan ke aku apa yang terjadi. Terus aku bilang lah ngga tahu kan, terus dia tanya lagi “kenapa kulkasnya mati?” aku jawab lah “loh, kirain aku kalian yang matiin” karena saat itu bahasaku masih kacau akhirnya mereka slah paham, dan mereka jadi marah-marah ngga jelas saat itu, dan akhirnya aku nangis. Saat aku jawab pertanyaan mereka, aku jawabnya dengan nada kesal, karena aku memang sedang kesal ke mereka. Sebelumnya aku ngga pernah marah-marah kaya begitu yang akhirnya membuat mereka heran. 

Akhirnya aku diajak sama Hostfather ke ruangan kerjanya buat ngejelasin apa yang terjadi. Aku juga sebenernya ngga faham apa yang sedang terjadi dalam diriku, tapi akhirnya aku bisa ngeluapkan semua apa yang ada didalam batinnku selama ini. Aku bilang lah ke mereka bahwa aku capek disini, aku banyak sekali pekerjaan dan selalu kena marah, dan semuanya serba salah. Dan lagi lagi karena keterbatasan bahasa ku, akhirnya mereka kurang ngerti, mereka hanya ngerti bahwa aku bilang pekerjaanku terlalu banyak. Akhirnya si Hostmom datang dan menenangkan aku. 

Nah sudah begitu keadaan agak membaik dan aku diajak buat makan malam bersama di atas, tapi aku ngga mau ikut makan waktu itu. Akhirnya aku disuruh ke atas sama Hostmomyaudah lah aku nenangin dulu kan di kamar. 

Ngga lama kemudian datang lagi masalah lain yaitu kucingnya pup di kamar anaknya yang cewek yang paling gede. Si Hostmom ngetuk pintu kamarku, dan aku disuruh ikutin dia, dia nunnjukin pupnya kucing itu. Terus dia tanya aku lagi “apa yang terjadi?” aku jawab lah “ngga tahu" terus dia bilang sambil nada marah “ini pintunya tertutup, harusnya kamu  biarin terbuka. Kamu ngga tahu apa ada kucing di dalam kamar ini?” aku jawab lagi “ngga tahu” eh tiba-tiba dateng di Hostfather dan bilang “stop bilang gak tahu!” terus dalam hatiku bilang “lah aku memang ngga tahu kalau ada kucing di dalam kamar ini”. Si Hostfather belum pernah marah sebenernya sama aku, tapi kali ini dia bener-bener teriak keceng ke aku. 

Akhirnya suasana malam itu jadi canggung banget, aku hanya bisa duduk di dipinggir WC dan saat itu rasanya ingin kabur dari rumah 🙁 tapi aku berusaha untuk menyingkirkan pikiran buruk itu jauh-jauh. Akhirnya aku memberanikan diri masuk kamar anak-anak dengan niat ingin bermain dengan mereka, dan saat itu di dalam kamar itu ada Hostfather dan semua anak-anak disana kecauli anak yaang pertama. Dan ngga lama kemudian ada si Hostmom masuk dan kita sedikit berbincang, aku lupa saat itu kita membicarakan apa, yang jelas saat itu kita salling meminta maaf dan akhirnya berpelukan. Karena sudah malam akhirnya aku diperbolehkan untuk ke atas dan beristirahat. 

Keesokan harinya berjalan seperti biasa, hanya saja agak sedikit canggung, dan aku keluar kamar agak sedikit canggung karena kejadian semalam itu. 1 minggu kemudian aku sakit gigi dan si Hostmom bilang bahwa aku harus ke dokter buat di periksa, akhirnya si Hostfather nelpon dokternya dan dibuatkan janji temu dengan dokternya untuk hari Rabu, besoknya aku ngga ngerasa enak dan tubuhku demam, akhirnya aku ngechatt si Hostmom bahwa aku ngga bisa kerja hari ini karena hari ini tubuhku agak kurang enak, aku nulisnya begini “tut mir leiddass ich heute nicht arbeiten kannIch fühle mich nicht so gut” dan dia jawab okay 

Seiktar pukul 13.00 an si Hostmom ada ngechatt aku lewat whatsApp dan dia bilang gini “Diar, tut mir leidWir müssen trennen” artinya “Diar, maaf. Kita harus berpisah” tanpa mikir panjang aku langsung paham apa maksudnya, maksudnya adalah aku harus putus kontrak sama mereka, moment yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Sebenernya dari dulu aku sudah ingin memutuskan kontrak dengan mereka, tapi karena aku takut kalau aku yang bilang duluan ke mereka, mereka jadi tersinggung. Dan aku pun langsung bales chatt dia aku bilang “ich kann nicht mehr sagen” artinya “aku tidak bisa berkata apa-apa lagi” sebenernya aku senang banget di kündigung dari sana, tapi aku hanya membuat sedikit drama hehe. Aku ngga langsung di usir dari sana saat itu juga, mereka ngasih waktu ke aku selama 2 minggu untuk cari keluarga baru, tapi dalam 3 hari pun sebenernya aku udah dapet, setelah dapet keluarga pengganti sebenernya aku ingin langsung pindah dari sana, tapi di ngga bolehin sama Hostmomnya jadi yaudahlah aku tunggu selama 2 minggu. 

Dulu saking stress nya sakit lambung sering banget kambuh, padahal aku tidak punya riwayat sakit maag yang begitu parah. Pernah suatu malam lambungku benar-benar sakit ngga seperti biasanya, akhirnya aku turun untuk cari obat di dapur, dan Hostmomku sampai nelpon ambulan, mau meledak rasanya perutku. Tapi karena aku ngga mau ke rumah sakit, akhirnya Dokternya saja yang datang ke Rumah. 

Oke, sekian dulu ya ceritanya. 
Terima kasih telah membaca :) 
Share:

0 komentar:

Post a Comment